Selasa, 17 Februari 2015

Cara Mengelola Kelas yang Efektif

Guru yg sudah mempunyai jam mengajar lumayan lama tak tidak sedikit mengalami kesusahan dalam mengelola kelas diwaktu berlangsungnya proses pembelajaran. Berlainan dgn guru baru yg belum mempunyai jam mengajar yg tidak sedikit. Biasanya diantara mereka masihlah mencari wujud atau pola dgn mencontoh gurunya yg mereka sukai terhadap diwaktu mengajar. Tak terlintas dibenaknya bahwa yg dihadapi ini bukan beliau kepada ketika dulu. Akibatnya proses hubungan mempelajari mengajar yg dikembangkan terkesan photo copy dari trik gurunya mengajar terhadap musim dulu.
Pola berfikir begitu ini tidak sedikit berlangsung, terutama guru yg mempunyai wawasan dedaktik-metodik pengajaran yg minim. Kepada lembaga-lembaga kursus kesempatan berlangsung mirip ini amat sangat akbar, dikarenakan para instrukturnya umumnya tak mempunyai latar belakang pendidikan atau pengalaman pengelolaan kelas tepat bersama asas dedaktik. Hasilnya proses pertalian belajar-mengajar yg dikembangkan penuh sesak dgn transfer wawasan, minim transfer keperibadian. Akibat lanjut kelas jadi ruang penuangan bejana, bukan area berinteraksi.
Bila faktor tersebut diliat dari rencana business, tak memunculkan persoalan, lantaran kelas dilihat yang merupakan medan jumpa antara yg sama-sama membutuhkan. Peserta Didik membutuhkan penguasaan ilmu sebanyak-banyaknya dalam tempo sesingkat-singkatnya. Sedangkan instruktur membutuhkan imbalan materi sebanyak-banyaknya kurun waktu sesingkat-singkatnya.

Persoalan bakal jadi tidak serupa kalau dipandang dari hakekat pembelajaran. Kalau maksud kelembagaan yg kita bangun bertujuan utk pengajaran, sehingga pengelolaan kelas dengan cara substansial bersama factor business benar adanya; tetapi apabila maksud kelembagaan yg kita bangun bertujuan utk pendidikan, sehingga tak demikian pas. Filosofi ini serta yg dapat mendasari bagaimanakah manajemen pengelolaan kelas dibentuk atau dikembangkan.
Tapi begitu ada jumlahnya rambu-rambu umum yg mampu dijadikan acuan baik kepada gagasan pengajaran ataupun pendidikan :


1. Kelas dikelola dgn pola ”semua keperluan”.
Maksudnya bahwa kelas di seting sedemikian rupa utk bakal melayani seluruhnya kepeluan dari para customer kelas. Model kelas mirip ini tidak sedikit dijumpai terhadap ruangan pendidikan negara-negara berkembang. Kelas seolah ”ruang swalayan”atau one stop service, seluruh kepentingan buat guru & murid ada di sana. Kelas seperti ini kalau diperuntukkan kelas Instansi kursus benar-benar jadi yang di cita citakan bagi para muridnya, lantaran merasa dimanjakan buat memperoleh layanan. Bahkan rencana layanan prima tidak jarang disalahartikan bahwa kelas mirip inilah yg ideal. Apabila rencana lokasi kelas yang merupakan proses pendidikan, sehingga tak seluruh kebutuhan guru & murid mesti ada di sana. India salah satu negeri yg menganut paham lokasi kelas ialah tempat penyelenggaraan pendidikan mandiri. Oleh lantaran itu keperluan-keperluan pribadi murid tak selamanya ada & sedia di kelas.

2. Pencahayaan & Kebisingan
Ke-2 perihal di atas terhadap akhir-akhir ini tidak jarang diabaikan oleh pengelola sekolah dalam menata kelas sbg ruang mempelajari. Tidak Sedikit tempat-tempat pendidikan pencahayaan lokasi tak jadi prioritas. Di samping hal cahaya serta factor sirkulasi hawa. Akibatnya para peserta didik yg menuntut ilmu segera merasa lelah dikarenakan pengaruh dari pendengaran & penglihatan.
Hambatan-hambatan fisik mirip ini sangat banyak berjalan di kota-kota gede, akibatnya kita tidak jarang menyaksikan pelajar demikian selesai jam mencari ilmu, kelihatan di raut wajahnya tanda-tanda kelelahan yg demikian penat. Perihal ini disamping beban pelajaran yg diperoleh, pula sebab elemen sanitasi lingkungan kelas yg tak mensupport. Akibatnya seluruhnya itu menumpuk kepada diri peserta didik juga sebagai peserta didik. Akibat lanjut akan dibayangkan dengan cara apa lelahnya para peserta didik, & ini kelihatan kepada raut wajah mereka masing-masing kepada ketika selesai proses pembelajaran.
Kelelahan ini makin menjadi-jadi bila beban pembelajaran tak sebanding dgn kebolehan badan menerima tekanan akibat dari ketidak sehatan lingkungan.
Keadaan lingkungan yg ideal benar-benar susah diperoleh di daerah kota-kota akbar, bakal tapi paling tak ada upaya tehnologi yg bakal dilakukan supaya efek dari lingkungan dalam arti fisik akan dikurangi resikonya. Sbg sample utk mengurangi tingkat kebisingan nada terhadap kelas tertentu sanggup diperlukan dinding peredam, atau gerahnya satu buah ruangan bakal ditanggulangi bersama pemasangan AC, dlsbnya. Tampaknya faktor tehnologi jadi factor yg utama yang merupakan jalan ke luar utk menghadapi tantangan alam.

3. Tata letak pengaturan kursi
Jarak antara kursi satu bersama kursi buat peserta didik tak ada aturan baku, cuma kepada rencana psikologi sosial disinggung bahwa tiap-tiap manusia mempunyai teritori atau wilayah pribadi. Sekian Banyak penelitian yg dilakukan Morgan (1970) ditemukan bahwa orang merasa aman bila wilayah sekitarnya mempunyai jarak lingkar seputar nol,5 sampai dengan 1,00 meter. Sedangkan kalau lebih dari itu mereka bakal merasa tersingkirkan dari lingkungan.
Berdasarkan itu kita mesti berhati-hati dalam menyusun kursi. Kita mesti mengetahui susunan kursi itu utk kebutuhan apa. Kalau utk kebutuhan menggali ilmu, sehingga wilayah privacy mesti diciptakan, karena tidak sedikit diantara peserta didik merasa tak nyaman sebab tak mempunyai wilayah privacy. Sebaliknya seandainya itu utk diskusi, sehingga jarak antar kursi mesti sedikit rapat guna memudahkan mereka membangun wilayah dengan.
Oleh dikarenakan itu ruang mempelajari ideal bagi peserta didik adalah seandainya ruangan duduk mereka akan dgn gampang dipindahkan pas keperluan. Trick ini memang lah telah tidak sedikit dilakukan di tempat-tempat mencari ilmu, dapat tapi utk kelas permanen seperti sekolah teramat tidak serupa di bandingkan bersama area kursus. Ruangan kursus lebih leluasa dalam mengatur ruang duduk, sebab itu kita mesti mendalami seandainya ruangan kursus dapat mendapat perhatian dari pelanggan, penyusunan kursi ialah skala prioritas yg mesti masih diperhatikan & dapat menarik ketertarikan pelanggan.

4.Dinding & Papan Catat
Dinding dimaksud dalam aspek ini merupakan warna dinding ruangan mempelajari atau kelas. Tidak Sedikit penelitian menyebutkan bahwa warna ini mempengaruhi keadaan psikologis dari orang yg berada di lokasi tersebut. Buat kelas menggali ilmu amat sangat disarankan warna yg dipilih yakni lembut, bukan cerah atau gelap.
Sedangkan papab catat yg difungsikan mesti kontras sebab dapat mempengaruhi hasil tulisan. Adapun sekian banyak tipe papan ajuran yg seyogyanya ada terhadap Instansi pendidikan merupakan :

1.Papan catat
2.Papan putih
3.Papan magnetik
4.Papan Flip
5.Papan Pameran
6.Papan Flanel
7.Papan Gulung
8.Papan Slip
9.Papan Elektronik

Papan diatas sanggup diadakan serasi bersama kepentingan proses pembelajaran didalam kelas. Tapi butuh diingat keberadaan papan tersebut haruslah serasi dgn fungsi. Teramat tak bijak seandainya kita membentang seluruhnya papan itu di dalam area kelas, dikarenakan di samping mempersempit ruangan serta mengganggu pemandangan.

5.Lantai ruangan
Lantai area dimaksud ialah lantai ruangan mencari ilmu yg dimanfaatkan utk proses pembelajaran. Ada sebagaian opini area mencari ilmu mesti ditutup karpet, ada sebahagian yg berpendapat tak mesti. Opini ini tak butuh dipertentangkan sebab ke-2 elemen ini tak berkait cepat bersama proses menggali ilmu. Cuma yg dipentingkan merupakan kenyamanan yg tercipta sebab warna lantai. Sekian Banyak penelitian menemukan bahwa warna lantai bakal lebih tidak sedikit mempengaruhi pandangan apabila kursi yg difungsikan yaitu model kursi kuliah. Sedangkan apabila ruang duduk di lengkapi meja, hal itu tak terlampaui berpengaruh terhadap pandangan mata. Berita lain menunjukkan bahwa warna basic lantai cerah lebih berpeluang meimbulkan rasa segar terhadap pandangan di bandingkan bersama warna gelap. Buat ini alangkah bijaksananya bila kita mau membangun tempat menggali ilmu berkonsultasi apalagi dulu terhadap ahlinya.
Menjadi, sanggup dikatakan bahwa ruang bekerja, areal kerja, suasana kelas teramat tergantung kepada ukuran & wujud, juga bagaimanakah bagian-bagian area itu difungsikan; termasuk juga didalamnya :

1. Pengaturan meja guru, lemari penyimpan dokumen, proyektor OHP dll
Maksudnya yaitu ke-3 fasilitas tadi mesti dalam posisi yg berdekatan biar gampang dijangkau oleh guru dalam mengembangkan pertalian pembelajaran dgn peserta didik. tiada yg baku utk meletakkan benda-benda ini. Apakah mesti di posisi depan, samping atau belakang kelas.

2. Lemari Buku
Maksudnya adalah bahwa diruang menggali ilmu sebaiknya sedia lemari buku, Lamari ini berfungsi baik utk peserta didik atau buat guru. Tata letak tak ada keputusan yg baku, cuma factor estetika & kepraktisan butuh diperhatikan. Tapi begitu utk menjaga suasana kelas supaya masihlah asri sampai memunculkan suasana menuntut ilmu yg kondusif, peletakan lemari buku serta butuh diperhatikan.
Perlengkapan yg bisa dimasukkan ke dalam lemari buku ini merupakan disamping buku ajar, pula alat-alat suporter pembelajaran lainnya(OHP, LCD dll). Termasuk Juga hasil pekerjaan peserta didik yg belum diambil, maka tiada argumen proses pembelajaran tak berlangsung lantaran ga ada peralatan.
Sesudah kita mendalami kelas yang merupakan fasilitas atau ruangan proses menuntut ilmu, persoalan lebih lanjut yaitu gimana mengelola kelas itu supaya didalamnya berlangsung proses pembelajaran. Utk itu kita bisa mengenal sekian banyak model dalam pengelolaannya :

a.Model Pertalian Sosial
Model ini menekankan terhadap pertalian antarpeserta didik, siswa dgn guru/fasilitator, antara peserta didik bersama alam lebih kurang. Metode mempelajari yg paling penting dalam pendekatan ini antara lain diskusi, problem solving, metode simulasi, bekerja grup, & metode lain yg berhubungan dgn berkembangnya pertalian sosial peserta didik.

b.Model Pembelajaran Alam Seputar
Model ini menekankan kepada bahwa siswa dalam menuntut ilmu sesuatu mesti menonton segera, atau merasakan cepat apa yg dipelajari. Minimal bahan yg jadi topik pengajaran mesti yg dirasakan oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari.

c.Model Pembelajaran Pusat Perhatian
Model ini berprinsip bahwa peseerta didik mesti dididik buat mampu hidup dalam penduduk & dipersiapkan dalam msyarakat, anak mesti diarahkan pada pembentukan individu & anggota penduduk. Oleh maka itu siswa mesti mengenal dia sendiri seperti hasrat & cita-citanya, selanjutnya wawasan menyangkut dunianya seperti lingkungannya & area hidup di hri depannya.

d.Model Pembelajaran Sekolah Kerja
Model ini berprinsip bahwa pendidikan itu tidak cuma buat keperluan individu, namun serta demi keperluan warga; bersama kata lain sekolah mempunyai kewajiban (1) mempersiapkan tiap peserta didik utk berkerja kepada arena lapang tertentu (2) tiap siswa wajib menyumbangkan tenaganya utk kebutuhan negeri (3) utk wujudkan ke-2 factor tadi siswa wajib menjaga keselamatan negeri.

e. Model Pembelajaran Individual
Model pembelajaran ini didisain untk pembelajaran mandiri. Wujud wujud pembelajaran ini antara lain pola pembelajaran modul. Penekanan kepada model pembelajaran individual ialah terhadap komitmen antara guru & peserta didik.

f.Model Pembelajaran Klasikal
Model pembelajaran klasikal dikenal model yg paling efisien. Pembelajaran dengan cara klasikal ini memberikan arti bahwa seseorang guru melaksanakan dua gerakan sekaligus, ialah : mengelola kelas & mengelola pembelajaran.
Kepada prinsipnya seluruhnya model diatas yaitu yakni tata cara terhadap penyelenggara pendidikan bahwa lembaganya dalam lakukan acara pendidikannya membawa model yg mana. Bakal tapi dalam kenyataan praktiknya nyatanya model pengembangan di dalam kelas masih berorientasi kepada bagan juga sebagai berikut :

1. PERUMUSAN Maksud

2. Gerakan PEMBELA-
Menyusun maksud instruksional JARAN
Kusus yg operasional, teru menetapkan sumber bela-
tama perubahan tabiat yg jar & metode pendekat-
di inginkan. an yg difungsikan

5. EVALUASI Mencari Ilmu

3. PENGEMBANGAN KE-
Menyusun test standar GIATAN PEMBELAJAR-
yg dapat difungsikan & AN
kiat pengolahannya Merumuskan bahan &
materi pelajaran, mene-
tapkan media kelengkapan
& alat yg dapat
digunakan.

4. Pembuatan
a. melaksanakan pre test
b. mengemukakan bahan
& materi pelajaran
c. jalankan post test
d. mengadakan perbaikan
pembelajaran

C. Pemakaian Beraneka Ragam METODE DALAM PROSES BELAJAR-
MENGAJAR.
Terhadap prakteknya satu orang pendidik dalam melakukan tugasnya di dalam kelas tak lepas dari upaya menguasai kelas & mengemukakan bahan pembelajaran pada siswa. Dalam aktivitas penyampaian tadi terhadap rata-rata memanfaatkan trick atau metoda tertentu. Meski dalam pelaksanaannya tak terpaku terhadap satu metode saja, mampu saja dilakukan dengan cara elektif yakni memanfaatkan bermacam metoda. Tapi kepada rata rata metoda yg digunakan itu merupakan sbb :
1. Metoda Ceramah
Metoda ini yakni trick klasik yg menempatkan guru juga sebagai sumber kabar penting dalam proses pmbelajaran. Keunggulan metoda ini yakni sanggup memberikan berita sekaligus terhadap peserta didik dalam jumlah tidak sedikit. Tetapi kelemahannya metoda ini pass tidak sedikit, diantaranya yakni penguasaan materi & penguasaan kelas teramat tentukan kesuksesan pembuatan proses pembelajaran.
2. Metode Bertanya Jawab
Teknik ini tak sama dgn teknik intograsi. Bertanya jawab dimaksud yakni supaya peserta didik bakal mengembangkan kreativitas berfikir, & motivasi buat mendalami bahan pembelajaran.
3.Metode Diskusi
Teknik ini paling efektif apabila topik yg didiskusikan menarik perhatian peserta didik. Apabila tak, sehingga diskusi, terutama diskusi group, bakal jadi kering dann tak membuahkan apa-apa.
4.Metode Demonstrasi
Teknik ini paling efektif apabila apa yg bakal didemonstrasikan menarik kesukaan siswa dikarenakan merasa kebutuhannya tercukupi. Kalau keadaan itu tak berlangsung, sehingga tidak mau muncul keadaan interaktif yg memunculkan proses pembelajaran.
5.Metoda Sosiodrama
Teknik ini efektif kalau maksud yg dapat kita raih merupakan terhadap tataran penghayatan. Butuh diingat pemakaian metoda ini yg jadi obyek tersangka ialah siswa, sementa guru ialah sutradara dari semua rangkaian aktivitas ini.
6.Metoda Karyawisata
Teknik ini amat efektif jikalau materi pembelajaran tak bisa jadi di bawa kemuka kelas. siswa dapat memperoleh pengalaman psikologis serta-merta kepada obyek yg dikunjungi.